Kamis, 22 Juni 2017

Ini.Apa?!

Ini Apa?
by imro'atus sholehah 


ini bukan sebuah cerita
ini hanya tulisan yang tak bermakna
hanya bertujuan untuk menghibur lara
tulisan yang mungkin kau tak mampu memahaminya
karena ini menyangkut hati, perasaan, jiwa, dan semacamnya

memang abstrak terlihat dimata
karena sedikitpun tak bermakna
karena ini menyangkut hati, perasaan, jiwa, dan semacamnya

jika kau ingin mengetahui apa maksud sebenarnya,
cobalah tanya beberapa ahli sastra
apakah mereka mengerti ini apa??
bukan! ini bukan cerita
makna? dimana kata yang ada maknanya?
coba beri tau aku dimana.

ini ada sebuah petunjuk dariku untuk kalian semua
ini adalah sebuah tulisan yang tak bermakna
isinya menyangkut hati, perasaan, jiwa, dan semacamnya

kini kau pasti tau jawabannya.
hatiku, perasaanku, jiwaku dan semacamnya
kini sedang amburadul tak disini atau disana
mengapa?

karena aku hanya mampu membuat tulisan tak bermakna
semua kata kuulang-ulang sama
ya! ini bukan sebuah cerita
ini hanya tulisan tak bermakna

Merindu

Merindu | Puisi oleh Imro'atus Sholehah
Merindu
Aku sedang merindu Sepasang mata bola menatap hampa Rindu datang dengan menyelinap Masuk kedalam kalbu si perindu Melesat cepat sekelebat bak kilat Tangan meraba tiap sela Masih adakah yang tertinggal? Gumamku kian melemah hilang bunyinya Layu sayu tiap tulang kaku Karena kini aku Sedang merindu

puisi

Pengakuan Angin ----------------------------- Imro'atus Sholehah Saat pengakuan terlisankan, apa yang terjadi? Dan lagi, semesta membisu. Mungkin kau tak tahu bagaimana bisa sepercik kata tercecer tak terbendung lagi Hanya seorang berani lah yang mau memunguti. Tidak! Lepaskan dekap dustamu! Biarkan semua nyata tanpa sekap menggema. Hanya angin... Tinggalkanlah semua. Pergilah ke utara dan ajaklah kesejukan bersamamu. Biar kucicipi kegersangan yang indah disini bersama sekelebat rindu. Sebuah pengakuan lara bersembunyi diantara getirnya bibir mengembang seorang penyair amatiran. Suka pun engkau wahai penerima buai angin, aku tak peduli! Akan kuumbar sebutir gembiraku diatas sana. Diatas sebuah bukit tanpa pohon, tanpa rumput, tanpa mata air. Gersang... Hanya ada aku dan angin. Selayaknya mutiara disandingkan kelereng, kau berbeda, kau indah. Pahit lidah mengucap adanya. Tapi begitulah angin bercerita. Ah sudahlah... Usah kau ikuti aku! Aku tak akan kesana. Lisan ku sudah mengakui, kaulah pengakuan itu... Jambi, 1 Juli 2016

Sebisu Rasa

Sebisu Rasa | puisi oleh Imro'atus Sholehah
Biarkan aku merasakannya Biarkan rasa debar ini tetap ada Biarkan ia merapuh termakan masa Jangan hentikan dengan berkata Sesungguhnya semua kan sirna Saat kau mulai bersuara cinta
Biarkan rasa ini tetap terasa Wujudnya pun tak tampak oleh mata Ia hanya menjadi degup detak menyapa Tanpa bermimpi akan bersama heningnya Biarkan aku merasakan rasa yang tak pernah kurasa Keindahan hati terpesona terpana Kini aku berada diatas mega-mega Biarkan aku begini saja Dengan sekeping rasa